SEMINAR EKONOMI SYARI`AH

Ahad, 19 April 2015. Suasana ramai terlihat di depan Gedung Aula Pertemuan Institut Agama Islam Darussalam (IAID). Massa yang jumlahnya lebih dari 120 orang tersebut kelihatan sumringah dan penuh semangat. Ternyata setelah didekati, mereka adalah para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) se-wilayah priangan timur yang sedang bersiap mengikuti seminar Ekonomi Syari’ah yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (HMPS) Ekonomi Syari’ah (ES) IAID. Kegiatan seminar ini menghadirkan Praktisi Keuangan Syari’ah dan sekaligus Senior manager E-Miracle Quantum Bisnis System H. R. Ainurrafiq, S.E., M.M.

Ainurrafiq juga menyampaikan peluang-peluang bisnis syari’ah di Priangan Timur dan penerapannya. Dan apabila ingin menjadi pebisnis yang memiliki keuntungan yang banyak dan ber-syari’at tentunya kita harus memahami Ekonomi Syari’ah. Karena didalamnya membahas pola manajemen yang syar’i.

Setelah penyampaian materi, acara dilangsungkan dengan kunjungan bazar mahasiswa Ekonomi Syari’ah Institut Agama Islam Darussalam. Produk yang dipajang di bazar tersebut merupakan produk kreativitas mahasiswa yang kebanyakan merupakan makanan ringan.

Kepala Bidang kemahasiswaan Institut Agama Islam Darussalam Ahmad Nabil Atthoilah, S.Th.I, M.Hum., mengatakan “Seminar Ekonomi Syari’ah  ini merupakan kajian penting yang harus dipahami oleh mahasiswa Ekonomi Syari’ah. Dengan adanya seminar ini para mahasiswa bisa mengetahui peluang Ekonomi Syari’ah khusunya diwilayah priangan timur dan umumnya di lingkup Internasional.

Ketua HMPS ES IAID Miftahul Khoer mengatakan kegiatan tersebut baginya menarik karena banyak hal yang diketahui mengenai peluan ekonomi syari’ah. “Jadi Tidak sabar membuka bisnis berbasis syari’ah,” ujarnya. (Ade Taufiq Arifin)

 

Para Dukun Mendapat Informasi Dari Jin

"Telah Mengabarkan Kepada Kami Ali Bin Abdillah Dari Hisyam Bin Yusuf Dari Ma'mar Dari Az-Zuhri Dari Urwah Bin Zubeir Dari Aisyah R.a. Berkata, "Orang-orang Bertanya Kepada Rasulullah SAW Tentang Para Dukun," Beliau Bersabda, "Tidak Ada Apa-apanya." Para Sahabat Bertanya, "Wahai Rasulullah, Mereka Kadang-kadang Bisa Menceritakan Sesuatu Yang Benar Kepada Kami. Maka Rasulullah SAW Bersabda, "Kalimat Tersebut Berasal Dari Kebenaran Yang Dicuri Oleh Jin, Kemudian Dibisikkan Ke Telinga Para Walinya (dukun). Maka Para Dukun Tersebut Mencampurkan Kalimat Yang Benar Tersebut Dengan Seratus Kedustaan."

TOP